Jumat, 26 April 2019

Penelitian UKRI dari 8000 TPS: Prabowo-Sandi 62,2%, Jokowi-Ma'ruf 35,9%


Agen Casino Terbaik  -  Akademisi Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) menggelar penghitungan C1 berdasarkan 8.000 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Hasilnya, suara yang diraih Capres Joko Widodo kalah telak dari Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Direktur Lembaga Pengetahuan dan Ilmu Teknologi (Lapitek) UKRI, Rohmanizar Setiadi mengatakan bahwa Prabowo Subianto- Sandiaga Uno meraih suara 62,20 persen. Sedangkan raihan suara untuk Joko Widodo-Maruf Amin sebesar 35,90 persen. Sisanya, sebanyak 1,90 persen tidak sah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multistage random sampling dengan margin of error mencapai 2,46 persen. Sedangkan sampel yang dipakai ia klaim berasal dari sebagian besar Provinsi di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa kedua capres memiliki wilayah teritorial unggulan. Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul di 23 provinsi. Di antaranya Jawa Barat, Banten, Sumatera Barat, dan Aceh.

Sedangkan pasangan Joko Widodo-Maruf Amin unggul di 11 provinsi. Di antaranya Bali, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara.

Disinggung mengenai kesulitan dalam proses penelitian, ia mengaku sedikit mendapat kendala untuk menemukan data C1 Plano di wilayah timur Indonesia.

"Kami menghadapi kesulitan teknis (mendapatkan C1 Plano di wilayah timur). Jadi, memang paling banyak diperoleh di wilayah barat," katanya usai merilis hasil penelitian di Kampus UKRI, Jalan Halimun, Kota Bandung, Kamis (25/4).

Meski demikian, dia berkeyakinan bahwa penelitiannya menggambarkan hasil penghitungan dari keseluruhan TPS di Tanah Air. Jumlah sampel yang banyak di Indonesia wilayah barat pun tidak terlepas dari segi jumlah pemilih di pemilu yang didominasi masyarakat di wilayah barat.

Terlebih, ada 10 ribu relawan yang dilibatkan untuk menjamin kualitas hasil sampel. "Jadi hasil ini bisa merepresentasikan hasil nasional," pungkasnya.

Untuk diketahui, Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, dibangun oleh keluarga besar Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Dalam susunan organisasinya, Prabowo Subianto tercatat sebagai Ketua Yayasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar